Peta genetik mikroba yang mendiami tubuh manusia sehat bakal mengubah cara berpikir dokter soal infeksi. Sebelumnya, para dokter selalu menganggap satu jenis mikroba sebagai pemicu munculnya satu jenis penyakit. Para ilmuwan juga harus membudidayakan mikroba di laboratorium.
Kini mereka harus berpikir mengenai faktor yang mengubah ekosistem sehat dari keseluruhan mikroba yang hidup dalam tubuh manusia. Cara pembudidayaan di laboraturium ternyata juga tidak terlalu efektif.
“Sebab, banyak mikroba yang hidup pada manusia sulit untuk dibudidayakan di laboratorium,” kata Phillip Tarr dari Washington University School of Medicine, St Louis. Dan sejauh ini hanya ada beberapa ratus spesies mikroba yang berhasil diisolasi dari tubuh manusia.
Tarr dan rekan-rekannya akhirnya menggunakan metode lain. Mereka memilih langsung mengambil sampel dari 18 titik. Lima bagian tubuh menjadi target utama pengambilan sampel, yakni saluran pernapasan, kulit, mulut, saluran pencernaan, dan vagina. Total ada 5.000 sampel yang diusap dan dikorek dari 250 relawan berusia 18-40 tahun yang tinggal di sekitar Kota Houston atau St Louis.
Mereka kemudian memurnikan semua DNA dari sampel mikroba, membaca urutan gennya, dan menggunakan komputer supercanggih untuk menganalisis data. Lewat komputer supercanggih inilah para ilmuwan dapat mengidentifikasi seluruh mikroba yang menghuni daerah-daerah tubuh manusia berikut jumlahnya.
“Kelebihan pendekatan ini adalah memberikan kita pandangan lengkap tentang seluruh mikroba yang hidup di setiap bagian tubuh manusia. Ini seperti seorang penjelajah yang memetakan garis pantai setiap benua yang baru ditemukan untuk pertama kalinya,” kata Eric Green, Direktur National Human Genome Research Institute.